Juara II Bersama - Redesain GPIB Bukit Zaitun Makassar |
LATAR BELAKANG SAYEMBARA
Bersekutu, melayani dan bersaksi adalah tiga tugas panggilan gereja yang tidak terpisahkan
dari kehidupan orang-orang percaya. Panggilan inilah yang sangat disadari oleh GPIB Jemaat
Bukit Zaitun Makassar untuk terus membenahi diri. GPIB Jemaat Bukit Zaitun Makassar
terletak di Jalan Cendrawasih No. 353 Makassar, dilembagakan tanggal 04 Januari 1972,
yang merupakan pemekaran dari GPIB Jemaat Imanuel Makassar.
Dengan berkembangnya jumlah jemaat dan situasi pelayanan, maka gedung gereja yang
ada sekarang sangat perlu untuk segera diperbarui. Dari segi kapasitas, kenyamanan dan
keamanan dalam beribadah dan kegiatan kegerejaan lainnya sudah tidak memungkinkan
lagi.
Berpijak pada panggilan amanat agung dari Tuhan Yesus, maka jemaat berupaya memenuhi
panggilan-Nya sesuai dengan tanggung jawab sebagai orang percaya yaitu; memberitakan
keselamatan serta memeliharanya. Perwujudan tanggung jawab sebagai orang percaya
dalam memelihara keselamatan, salah satunya dengan membenahi pelayanan-pelayanan
dalam kehidupan berjemaat. Kerinduan itu secara bersama-sama hendak diwujudnyatakan
dengan menyediakan gedung gereja dan lingkungan yang representatif; sesuai dengan
fungsi dan peranan gereja.
Sesuai dengan keputusan Sidang Majelis Jemaat Tahun 2013 GPIB Jemaat Bukit Zaitun
Makassar, telah disepakati bersama bahwa akan dilakukan renovasi atau pembangunan
baru gedung gereja Jemaat Bukit Zaitun Makassar.
Selain itu, mengacu Program Kerja Tahun 2016, maka pada tahun ini akan dibuat desain
gedung gereja GPIB JEMAAT Bukit Zaitun Makassar yang pembangunannya dilakukan
secara bertahap dalam lima tahun ke depan. (TOR Sayembara GPIB Bukit Zaitun)
Dalam Sayembara Desain GPIB Bukit Zaitun Juni-September 2016 lalu, saya meraih Juara II Bersama. Juara II Bersama artinya, dari 3 peserta terbaik tidak ada yang meraih Juara I karena masih ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki pada rancangan dan belum memenuhi keseluruhan kebutuhan yang diharapkan. Sehingga ditentukan 2 orang/tim meraih Juara II Bersama dengan penilaian yang juga berimbang dan satunya lagi meraih Juara III.
Panitia, Juri dan Pengurus GPIB Bukit Zaitun akan menggunakan Desain dari kami berdua sebagai tim yang meraih Juara II Bersama untuk dikombinasikan juga disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan dan jemaat gereja.
DASAR PEMIKIRAN
Perancangan Gereja GPIB Bukit Zaitun dimulai dengan penentuan Konsep Rancangan yang diangkat melalui dasar pemikiran dengan menggabungkan unsur-unsur Objek, Tema dan Tapak.
Sehingga menghasilkan suatu rancangan GPIB Bukit Zaitun: "Gedung Gereja Yang Representatif Dalam Bersekutu, Melayani dan Bersaksi".
POLA HUBUNGAN RUANG
Skema Pola Hubungan Ruang |
Desain ruang dalam dibagi menjadi 3 zona: Zona Publik, Zona Semi Privat, dan Zona Privat. Pola hubungannya dapat dilihat pada skema diatas.
Pemenuhan Kebutuhan Ruang |
Pembagian ruang dan pola organisasi ruang yang dibutuhkan telah dilakukan penyesuaian terhadap fungsi, berdasarkan zonasi yang telah ditentukan. Sehingga dalam pengguanaan ruang lebih efisien dan maksimal.
Hanya saja, kebutuhan ruang yang banyak sesuai permintaan dari Gereja dan Jemaat menimbulkan permasalahan yang mendasar, yaitu luasan akan setiap ruang berdasarkan fungsinya, sehingga ruang ibadah yang menjadi sasaran utama untuk menambah daya tampung masih kurang. Pada poin inilah yang masih perlu dimaksimalkan lagi dan mencapai target daya tampung. Apabila pada saat itu, ruang yang saya berikan cukup atau sesuai harapan dari Gereja dan Jemaat, yah saya pastinya menjadi Juara I, he..he..he...
Yah, tak apalah..namanya juga usaha. Melalui kesalahan kita semua dapat belajar untuk menjadi lebih baik lagi di hari depan.
Radar Vertikal Hubungan Ruang |
Pola Hubungan Ruang tidak hanya berlaku Horizontal tetapi juga Vertikal, dan diatur sesuai fungsi juga kebutuhan dari gereja itu sendiri.
Tema perancangan yaitu GPIB Bukit Zaitun: "Gedung Gereja Yang Representatif Dalam Bersekutu, Melayani dan Bersaksi".
Gedung Gereja Yang Representatif |
Tipologi bentuk dari gereja, merupakan bangunan arsitektural dengan atap pelana yang tajam mengarah keatas, mengangkat filosofi hubungan manusia terhadap Tuhan yang selalu menengadah keatas sehingga diasumsikan merupakan tempat Tuhan yang Mahatinggi sebagai pencipta alam semesta.
Gedung Gereja Yang Representatif 2 |
Bentuk yang diawali oleh segitiga sebagai bentuk dasar, merupakan karakter dari bentuk bangunan GPIB Bukit Zaitun pada awalnya yang bertujuan untuk tidak menghilangkan sejarah di masa lalu tetapi melainkan membangun dan berevolusi menjadi Gereja yang dapat bersaksi di masa kini dan masa yang akan datang.
Bentuk dasar rancangan juga tidak melupakan tanah yang dipijak, yaitu tanah Makassar, sehingga rumah adat Makassar, yaitu Balla' Lompoa juga merupakan salah satu unsur pembentuk karakter bangunan GPIB Bukit Zaitun yang representatif.
Gedung Gereja Yang Bersekutu |
Gedung gereja yang bersekutu, dalam hal ini adalah "Bersekutu dengan Allah" sang pencipta. Melalui ruang ibadah yang mempersatukan 3 level lantai dan berpusat pada salib Kristus dan lingkaran yang mempersatukan. Lingkaran yang dimaksud merupakan jendela bundar sebagai lingkaran "halo" yang melambangkan kesucian Tuhan yang selalu menerangi manusia melalui perantaraan anakNYa penyelamat manusia Yesus Kristus (salib).
Gedung Gereja Yang Bersekutu 2 |
Gedung Gereja Yang Bersekutu 3 |
Salib dan lingkaran memanggil setiap jemaat dari berbagai tempat dan daerah untuk bersekutu bersama dalam salib Yesus Kristus.
Gedung Gereja Yang Melayani |
Tema melayani yang diangkat diambil dari ajaran Yesus Kristus yang merupakan pemimpin yang melayani. Dalam perancangan GPIB Bukit Zaitun ini, disimbolkan dalam bangunan yang ramah lingkungan dengan harapan untuk mengurangi pencahayaan tambahan.
Gedung Gereja Yang Melayani 2 |
Taman, roof garden, dan planter box mengangkat konsep hijau yang melayani sebagai produsen oksigen dan sumber kehidupan umat yang akan selalu melayani tanpa pamrih.
Gedung Gereja Yang Melayani 3 |
Gedung Gereja Yang Melayani 4 |
Penggunaan ramp stair juga untuk melayani kaum lemah dan keterbatasan tanpa memberikan batasan untuk mengucap syukur dan memohon tumpangan tangan Tuhan dalam kehidupan mereka.
Gedung Gereja Yang Bersaksi |
Salib besar sebagai wajah gereja merupakan simbol lambang kesaksian salib Kristus penyelamat umat manusia, yang juga dihadapkan ke seluruh manusia sebagai kesaksian bahwa Tuhan menghadapkan wajahnya pada umat yang percaya.
Penggunaan kaca yang mendominasi adalah sebagai kesaksian nyata kepada dunia melalui cara hidup Kekeristenan yang memiliki kasih terhadap Tuhan dan Sesama, karena kesaksian yang paling baik dan paling mempengaruhi orang lain ialah cara hidup yang damai yang dapat menjadi berkat dan garam dan terang bagi dunia.
Konsep wajah gereja yang bersaksi sebagian besar merupakan simbol dari kalimat berkat, "Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajahNya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera". (Bilangan 6:24-26). Dengan harapan bahwa setiap umat yang telah selesai beribadah dan pulang kerumah masing-masing diberkati pada saat meninggalkan gereja dan setiap manusia yang menghadap kepada rumah Tuhan yang memberkati akan diberkati dan diberikan damai sejahtera.
Terima kasih.
Tanah,
tanaman, sinar matahari, udara dan bangunan dapat bertahan hingga ratusan
tahun. Hunian dan penghuninya dapat berubah-ubah, akan tetapi harapan dari
semua itu adalah untuk terus memekarkan bumi untuk terus hidup dan tidak
terganggu.
(Malcolm Wells, 1929-2009)
Best Regards,
Emil Salim
ECArchitects